Jumat, 24 Juni 2011

PB


Yohanes 3:14 ; Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
Dia “telah turun dari surga” karena di bumi ini DIa harus ditinggikan. Sesuai dengan peringatan Tuhan Yesus dalam ayat 12, semula hal ini tidak dapat diterima (atau dimengerti) oleh Nikodemus.
Dalam ayat ini, Tuhan Yesus sungguh mulai menjawab pertanyaan Nikodemus, yang diajukan dalam ayat 9. Dia mulai menjelaskan “hal-hal ini surgawi” disini. Dia mengkiaskan penyaliban-Nya dengan ular yang ditinggikan di padang gurun, yang dikisahkan dalam Bilangan 21:4-9. Jika  Anak Manusia di tinggikan, maka manusia dapat diperanakkan kembali.
Yohanes menekankan suatu kesamaan antara ular  itu dan Tuhan Yesus, yaitu bahwa dua-duanya harus ditinggikan, tetapi sebenarnya kesamaannya lebih luas, karena tampaknya  ular itu melambangkan dosa umat Israel, dan waktu Dia disalibkan Tuhan Yesus menjadi dosa untuk kita.
Yohanes 3:15 ; supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Tujuan pernyataan bahwa “Anak Manusia harus ditinggikan”, suatu pernyataan yang masih terselubung, dijelaskan: hidup yang kekal bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Jadi kewajiban Nikodemus sudah dijelaskan: dia harus percaya kepada Yesus Kristus.
Yohanes 3:16 ; Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Ayat ini dapat dibagi empat:
1.      Kasih Allah sebagai sebab
2.      Anak-Nya sebagai  pemberian
3.      Iman sebagai syarat
4.      Kehidupan, bukan kematian, sebagai Akibat.
Anak manusia ditinggikan yang berakar dalam Kasih Allah. Orang Yahudi sudah mengerti bahwa Allah mengasihi mereka, tetapi pernyataan ini luar biasa karena mengatakan bahwa dia mengasihi dunia ini. Ini luar biasa bukan karena dunia ini besar, atau majemuk, tetapi karena dunia ini jahat. Begitu jahat dunia ini, sehingga dalam 1 Yohanes 2:15-17 orang Kristen dilarang mengasihi dunia. Larangan tersebut dan pernyataan ini tidak bertentangan, karena kasih Allah adalah kasih yang memberi, sedangkan larangan itu melarang kasih yang mau mengambil untuk dirinya sendiri.
Dia yang dikaruniakan demi keselamatan manusia disebut Anak-Nya yang Tunggal, julukan yang menekankan nilai yang amat tinggi. Dalam Kejadian 22, Abraham menyatakan kesediaannya untuk mengorbankan Anak-Nya yang tunggal, yang dia kasihi. Tampaknya peristiwa tersebut ada kaitannya dengan nas ini.
Untuk memperoleh apa yang dijanjikan dalam ini, hanya ada satu syarat, yaitu iman. Akibat yang dihasilkan bukan kebinasaan, melainkan hidup yang kekal. Yohanes tidak menerima adanya alternative ketiga, dia hanya menerima dua hal ini, yaitu kebinasaan dan hidup yang kekal.
Yohanes 3:17 ; Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Morris mengamati bahwa dalam ayat 16 ada sebutan Anak-Nya yang tunggal, yaitu sebutan yang penuh rasa kasih saying, sedangkan dalam ayat 17 ada sebutan Anak-Nya, yaitu sebutan yang penuh rasa hormat.
Menyelamatkan dan menghukum adalah “dua sisi dari sekeping uang logam”. Dengan kata lain, jika ada orang yang diselamtkan, ada juga orang yang tidak diselamatkan, atau dihukum.
Yohanes 3:18 ; Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Sekali lagi, Yohanes hanya mengaku adanya dua kemungkinan : tidak akan dihukum atau dibawah hukuman, namun disini dia menekankan bahwa masa depan mereka dibawah hukuman telah datang. Tuhan Yesus tidak menyebabkan mereka dibawah hukuman. Mereka sendirilah yang menyebabkannya.
Pemakaian sebutan Anak tunggal Allah menekankan beratnya kesalahan mereka yang tidak percaya. Mereka perlu diselamatkan, namun mereka meningkatkan kesalahan mereka karena mereka menolak Dia yang layak dipercayai.
Yohanes 3:19 ; Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Melalui kiasan Terang. Yohanes ,menjelaskan kepada kita mengenai proses penghakiman. Penjelasan proses penghakiman ini dapat dianggap kelanjutan dari pasal 3:16-18b. Anak Allah tidak datang “untuk menghukum dunia”, tetapi karena mereka tidak percaya, mereka “telah berada dibawah hukuman”. Demikianlah keadaan mereka, walaupun Terang telah datang kedalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang. Sikap itulah yang mereka pegang, bahwa mereka lebih menyukai kegelapan, sehingga mendorong mereka jauh dari Terang. Disitu tidak ada keselamatan. Menurut Yohanes, mereka melakukan kejahatan karena mereka lebih menyukai kegelapan. Yohanes menekankan pertanggung jawaban.
Yohanes 3:20 ; Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;

Kiasan terang dan kegelapan dilanjutkan dalam dua ayat ini. Setiap orang mengerti bahwa dimalam hari orang baik datang kepada terang, karena disana ia merasa lebih aman, dan ia tidak tergelincir, sedangkan orang yang berbuat jahat menjauhi terang, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak tampak.


Yohanes 3:21 ; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."
Lain dari orang yang “berbuat jahat”, orang yang melakukan yang benar tidak menjauhi terang, mereka datang kepada terang. Sampai titik ini tidak ada kejutan. Apa yang dikatakan memang sesuai dengan pengertian kita mengenai sikap manusia.
Akan tetapi, keterangan mengenai tujuan orang yang baik itu, yaitu supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah, justru merupakan kejutan.mungkin para pembaca berpikir dia akan berkata sesuatu seperti, “supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya baik”. Tampaknya sikap seperti itu menandai kesombongan. Ternyata dia mau mencanangkan bahwa  perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah. orang itu datang kepada terang untuk menyatakan bahkan perbuatan-perbuatannya dilakukan oleh kuasa dan kehendak Allah. Dia datang kepada terang untuk bermegah dalam Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar